Nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara
dan Jumpara yang kemudi-an menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat
pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku
“Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M
seorang musafir Tiong-hoa bernama Yi-Tsing per-nah mengunjungi negeri
Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa atau Japa, dan
diyakini berlokasi di Keling, ka-wasan Jepara sekarang ini, serta
dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Sima atau Ratu Shima yang
dikenal sangat tegas dan ke-ras dalam memimpin rakyatnya.
Jepara
dikenal sebagai ”kota ukir”, karena terdapat sentra kerajinan ukiran
kayu ketenarannya hingga ke luar negeri. Kerajinan mebel dan ukir ini
tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dengan keahlian
masing-masing. Namun sentra perdagangannya terlekat di wilayah Ngabul,
Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan dan Pemuda. Selain itu, Jepara
merupakan kota kelahiran pahlawan wanita Indonesia [[Raden Ajeng
Kartini|R.A. Kartini]].